Perencanaan Keuangan Keluarga

Ada seorang teman menyampaikan kepada saya, bahwa saat ini dia selaku seorang suami, diminta oleh istrinya untuk membayar seluruh kebutuhan keluarga yang ada. Sedangkan sang istri juga bekerja dan memiliki gaji yang besar pula, namun istri tidak pernah atau sangat jarang memberikan kontribusi bagi kebutuhan keluarga mereka.

Sang istri berkata: "Suami memiliki kewajiban memenuhi nafkah keluarga dan istrinya!
Sehingga bila istri bekerja dan memiliki pendapatan, maka itu adalah hak istri."

Sayapun berkata kepada kawanku itu: "Lantas buat apa kamu kawin? Bukankah sebuah perkawinan memiliki tujuan meninggalkan dan menanggalkan 2 kepentingan dan masa lalu, dan membangun masa depan dan hanya ada 1 kepentingan yaitu keluarga"

Saya melanjutkan: "Waktu kamu pacaran, ngomongin apa aja sich? Apa nggak pernah nyinggung masalah keuangan dan pengaturannya?"

Jawaban teman saya: "Kita selama ini tidak pernah ngomongin uang dan rejeki, abis kagak enak"

"Ya udah, bila dahulu belum pernah ngomong, sekarang waktunya ngomong. Jangan dibiarkan dan didiamkan. Bicaralah masalah keuangan secara terbuka".

 
Menurut saya, rejeki, gaji dan bonus atau apapun namanya yang diterima suami atau istri, itu adalah hak dan milik keluarga dan anak-anak, bukan lagi milik suami atau istri sendiri.

Suami bekerja buat keluarga, istri juga bekerja buat keluarga,  so semua hasil mencari nafkah adalah hak keluarga,  dan diperuntukkan bagi kebutuhan, keperluan dan kesejahteraan keluarga.

Jadi tidak ada lagi, ini uang gua, itu uang elo, melainkan ini uang kita bersama, mari lakukan perencanaan demi masa depan bahagia dan sejahtera.
Bukankah itu tujuan Anda berkeluarga?

 
Perkawinan bukan sekadar buka baju dan celana, melainkan buka hati, pikiran dan buka dompet juga.

Uang harus dibicarakan secara terbuka dan dengan hati yang tulus, lalu buatlan rencana yang bertujuan masa depan, dan tindak lanjuti dengan disiplin dan komitmen tinggi.
Suami dan istri saling mengoreksi dan memberitahu, bila salah satu atau salah dua melakukan penyimpangan atau tidak sesuai rencana.

Ayo bekerjasama menata masa depan, melalui perencanaan keuangan keluarga.

Kalo bukan kite yang ngatur, emang siapa lagi yang mau ngatur?

Kalo elu pada kere atau suseh hidupnya nanti, orang laen akan berkata: "Emang Gua pikirin, susah dicari sendiri!!!"


 
Selamat menata masa depan bahagia dan sejahtera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

           

Perencanaan Keuangan Keluarga